Senin, 09 Februari 2009

PENGERTIAN LINGKUNGAN

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.
Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas
memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum,
menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan
manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada
di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah,
bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah
serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan
berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut
juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.

Minggu, 08 Februari 2009

LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan
hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk
hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri
dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan
hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam
kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman
atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang
dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan
keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan
masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai
dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri
dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan
lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya
bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan,
apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang
dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan
berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak
hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

Kamis, 05 Februari 2009

Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Mobilitas Penduduk

Berbagai jenis migrasi yang terjadi membawa dampak yang
berbeda-beda bagi masyarakat asal maupun masyarakat tujuan.
a. Migrasi internasional
1) Dampak negatif adanya imigrasi dan cara penanggulangannya
a) Masuknya budaya-budaya asing yang tidak sesuai
Makin banyak orang asing yang masuk ke Indonesia
berarti makin banyak pula budaya yang masuk. Karena
orang-orang asing tersebut juga membawa budaya negara
asalnya yang sudah melekat. Banyak budaya asing yang tidak
sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia. Hal tersebut
lambat laun dapat merusak budaya bangsa Indonesia.
Contohnya adalah sikap konsumtif dan pergaulan bebas. Untuk
mengatasi dampak negatif tersebut, kita harus menjaga budaya
bangsa agar tidak terpengaruh dengan budaya luar. Di samping
itu penduduk juga harus bersikap selektif dan mempertebal
keimanan dan ketakwaan sehingga terhindar dari budayabudaya
yang bertentangan dengan nilai agama dan budaya
bangsa. Pemerintah juga dapat berperan dengan menciptakan
iklim kondusif bagi berkembangnya budaya-budaya daerah dan
nasional, seperti dengan menetapkan undang-undang dan
kebijakan-kebijakan yang mendukung upaya pelestarian nilai
dan budaya bangsa.
b) Masuknya orang-orang asing yang bermasalah
Imigran-imigran yang masuk ke Indonesia tidak semuanya
berniat baik. Ada kalanya beberapa di antara imigran tersebut
mempunyai tujuan yang tidak baik, seperti mengedarkan
narkoba, menjual barang-barang ilegal, melarikan diri dari jeratan
hukum di negaranya (buronan), untuk melakukan kegiatan memata-
matai, dan lain-lain. Hal tersebut sangatlah mengganggu
bagi kestabilan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan ketahanan
nasional yang tinggi dengan melibatkan semua elemen bangsa.
TNI dan Polri perlu meningkatkan kewaspadaan penjagaan
terutama di daerah-daerah perbatasan dan melakukan
pemeriksaan rutin dan disiplin terhadap imigran (WNA).

Pemerintah melalui petugas keimigrasian dan bea cukai
menerapkan aturan yang ketat dan disiplin dalam membuat
ijin, memeriksa, dan menindak imigran beserta barang-barang
yang masuk ke Indonesia.
Masyarakat dapat bertindak proaktif dengan melaporkan
ke pihak yang berwajib jika melihat kejanggalan-kejanggalan
yang berkaitan dengan imigran (WNA).
2) Dampak negatif adanya emigrasi dan cara penanggulangannya
a) Keengganan orang-orang Indonesia di luar negeri
untuk kembali ke Indonesia
Banyak orang Indonesia yang bekerja di luar negeri
enggan untuk kembali ke Indonesia. Mereka beralasan bahwa
upah pekerja di luar negeri lebih tinggi bila dibandingkan dengan
di Indonesia. Selain itu, juga suasana dan kehidupan di luar
negeri dianggap lebih kondusif.
Keengganan para pekerja tersebut terutama tenaga ahli
untuk kembali ke Indonesia dapat mengurangi tenaga ahli di
Indonesia.
Usaha untuk menanggulangi hal tersebut dapat dilakukan
dengan memperkokoh rasa nasionalisme. Juga dapat dilakukan
dengan menciptakan iklim dalam negeri yang kondusif,
terutama dalam dunia industri dan investasi, sehingga memicu
membaik dan meningkatnya kehidupan ekonomi masyarakat.
b) Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain
Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain disebabkan
oleh ulah orang-orang Indonesia di negara lain yang tidak
bertanggung jawab, seperti melakukan tindak kejahatan di
negara lain, buron yang lari ke negara lain, dan lain-lain.
Untuk menanggulangi masalah tersebut dapat dilakukan
oleh pemerintah melalui pihak keimigrasian untuk lebih
memperketat perijinan pengajuan paspor/visa ke negara lain.
Pemerintah juga bisa menjalin kerja sama secara baik dengan
aparat-aparat yang berwenang negara lain ataupun membuat
kebijakan-kebijakan dan perjanjian-perjanjian dengan negara
lain, misalnya perjanjian ekstradisi dan lain-lain.

b. Migrasi nasional
Migrasi nasional antara lain transmigrasi dan urbanisasi.
1) Dampak negatif adanya transmigrasi dan cara
penanggulangannya
a) Memerlukan banyak biaya
Program transmigrasi terutama yang bukan swakarsa
memerlukan banyak biaya. Biaya-biaya tersebut untuk
pemberangkatan sejumlah transmigran dan pembukaan lahan
baru. Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah dapat
memprioritaskan transmigrasi swakarsa, sehingga biaya
ditanggung oleh transmigran sendiri. Adapun pemerintah hanya
sebatas menyediakan lahan baru saja. Namun untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat agar melakukan transmigrasi
swakarsa bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu
pemerintah harus senantiasa memberikan penyuluhanpenyuluhan
pada masyarakat.
b) Sering timbulnya konflik antarmasyarakat
Masyarakat setempat, khususnya masyarakat tujuan
transmigrasi yang berada di pedalaman sangat sulit menerima
pendatang baru, apalagi mereka menganggap bahwa transmigran
mengambil lahan garapan mereka. Hal tersebut sering
memicu kecemburuan antara masyarakat setempat terhadap
para transmigran, bahkan di antara mereka sering terjadi konflik.
Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu dilakukan
penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat setempat di
daerah tujuan transmigrasi. Di samping itu, juga diberikan
bantuan berupa fasilitas-fasilitas yang serupa yang diberikan
pada para transmigran sehingga dapat meminimalisir kecemburuan
sosial. Pemerintah juga bisa mengadakan forum bersama
yang mempertemukan antara masyarakat setempat dan
para transmigran, sehingga lebih mempererat hubungan di
antara mereka.
2) Dampak urbanisasi dan upaya penanggulangannya
Urbanisasi yang terus menerus berlangsung dapat meningkatkan
jumlah penduduk di kota dengan cepat. Di sisi lain jumlah
penduduk di desa makin berkurang. Hal ini menyebabkan
ketimpangan pembangunan dan ketimpangan sosial antara desa
dengan kota.
a) Dampak negatif urbanisasi bagi kota
􀁸 Meningkatnya jumlah pengangguran
Urbanisasi mengakibatkan, persaingan kerja makin tinggi
dan kesempatan kerja makin kecil, sehingga orang sulit mencari
pekerjaan.
􀁸 Meningkatnya angka kriminalitas
Kebutuhan hidup di kota sangatlah kompleks, namun usaha
pemenuhannya kian sulit. Hal itulah yang membutakan mata
sebagian orang, sehingga nekat menghalalkan segala cara demi
memenuhi kebutuhan, seperti merampok, menipu, mencuri,
korupsi, dan lain-lain.
􀁸 Munculnya slum area (daerah kumuh)
Dengan adanya urbanisasi menjadikan lahan pemukiman
makin sempit. Jumlah lahan yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah penduduknya, sehingga sulit untuk mencari lahan
untuk mendirikan rumah. Meskipun ada, lahan tersebut harganya
sangat mahal, karena banyak orang yang menginginkannya.
Mahalnya harga tanah tersebut menjadikan masyarakat
tidak mampu membeli. Akhirnya mereka lebih memilih tinggal
di kolong jembatan, bantaran sungai, membuat rumah kardus,
bahkan ada yang tinggal di daerah pemakaman.
b) Dampak negatif bagi desa
Urbanisasi ternyata membawa pengaruh yang besar bagi
masyarakat di desa. Pembangunan dan dinamisasi desa menjadi
menurun. Hal tersebut disebabkan karena:
􀁸 Tenaga terampil di desa berkurang karena berpindah ke
kota.
􀁸 Penduduk desa yang bersekolah di kota umumnya enggan
kembali ke desa.
􀁸 Tenaga yang tertinggal di desa, umumnya orang-orang tua
yang sudah tidak terampil dan produktif lagi.
Untuk menanggulangi atau bahkan mencegah munculnya
dampak-dampak negatif urbanisasi tersebut, perlu diupayakan
untuk menekan dan memperkecil laju urbanisasi. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan:
􀁸 Pemerataan pembangunan industri sampai ke desa-desa.
􀁸 Pembangunan infrastruktur jalan ke desa-desa, sehingga
memperlancar hubungan desa dengan kota.
􀁸 Mengoptimalkan usaha pertanian, sehingga tingkat pendapatan
masyarakat desa.
􀁸 Pembangunan fasilitas umum di desa, seperti listrik, puskesmas,
sekolah, pasar, dan lain-lain.

Selasa, 03 Februari 2009

Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Kuantitas dan Kualitas Penduduk

2) Memberikan program penyuluhan dan pembekalan
keterampilan
Pemerintah hendaknya intensif terjun ke masyarakat
untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan bagi
penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna
menunjang pendapatannya. Pemerintah mencarikan bapak
asuh terutama para pengusaha-pengusaha untuk menggandeng
masyarakat dalam mengembangkan usaha.
3) Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi
penduduk
Pasar merupakan fasilitas penting dalam menunjang
pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat memasarkan hasil
produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi
masyarakat untuk lebih produktif lagi. Karena masyarakat tidak
perlu kawatir lagi akan mengalami kesulitan memasarkan hasil
produksinya.
b. Kesehatan
Kualitas penduduk yang diuraikan sebelumnya yang
berpengaruh terhadap kemiskinan, ternyata juga berpengaruh pada
kesehatan penduduk. Kemiskinan akan berdampak pada kesehatan.
Penduduk miskin cenderung memiliki pola hidup kurang bersih dan
tidak sehat. Kondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan
penduduk miskin bekerja keras melebihi standar kerja penduduk
yang lebih mampu, sehingga mengesampingkan aspek kesehatannya.
Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara
layak berdampak pada kesehatan mereka. Ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pangan secara sehat dan bergizi berdampak
pada rendahnya gizi. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
perumahan mengharuskan mereka tinggal di kolong jembatan,
bantaran sungai, atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan
sanitasi air bersih juga tidak terpenuhi. Ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pakaian secara layak berdampak pada
kesehatan kulit dan organ-organ tubuh lainnya.
Dampak dari tingkat kesehatan penduduk yang rendah
tersebut adalah tingginya angka kematian (terutama bayi dan ibu).
Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dapat
dilakukan dengan:
1) Peningkatan gizi masyarakat
Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan
tambahan yang bergizi terutama bagi anak-anak. Program ini
dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan posyandu dan
kegiatan PKK.
2) Pelaksanaan imunisasi
Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari
pengobatan, program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak
dari penyakit umum. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui
PIN (Pekan Imunisasi Nasional).
3) Penambahan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan harus mampu menampung dan
menjangkau masyarakat di daerah-daerah tertinggal. Penambahan
fasilitas kesehatan ini meliputi rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, polindes (pondok bersalin desa),
posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti
imunisasi, KB, pengobatan, dan lain-lain. Dengan demikian
dapat mengurangi tingginya angka kematian bayi, dan
meningkatkan angka harapan hidup masyarakat.
4) Penyediaan pelayanan kesehatan gratis
Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk
miskin dalam bentuk Askeskin (asuransi kesehatan masyarakat
miskin) dan kartu sehat yang dapat digunakan untuk
memperoleh layanan kesehatan secara murah, atau bahkan
gratis di rumah sakit pemerintah atau puskesmas.
5) Pengadaan obat generik
Pemerintah harus mengembangkan pengadaan obat
murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah.
Penyediaan obat murah ini dapat berupa obat generik.
6) Penambahan jumlah tenaga medis
Agar pelayanan kesehatan dapat mencakup seluruh
lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah Indonesia
diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter,
bidan, perawat. Tenaga medis tersebut juga harus memiliki
dedikasi tinggi untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil
serta berdedikasi tinggi melayani masyarakat miskin.
7) Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan
dan pola hidup sehat
Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembagalembaga
lain di luar lembaga kesehatan, seperti sekolah,
organisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat. Jika
kesadaran akan arti pentingnya pola hidup sehat sudah tertanam
dengan baik, maka masyarakat akan dengan sendirinya
terhindar dari berbagai penyakit.
c. Pengangguran
Rendahnya tingkat kesehatan penduduk dan tingginya angka
kekurangan gizi masyarakat, secara umum dapat berdampak pada
rendahnya daya pikir dan kemampuan kerja penduduk. Oleh sebab
itulah pada sebagian besar negara-negara berkembang dan negaranegara
miskin, kualitas SDM-nya masih rendah, baik dalam pengetahuan
maupun keterampilan. Hal itulah yang menjadi salah satu
penyebab tingginya angka pengangguran. Karena pada umumnya
penduduk-penduduk tersebut sulit tertampung di dunia kerja.
Di samping itu, penyebab tingginya angka pengangguran
adalah rendahnya kualitas pendidikan penduduk dan tingginya
kuantitas penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi
dengan pertumbuhan lapangan kerja, menyebabkan tingkat
persaingan tinggi dan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun.
Untuk menanggulangi masalah pengangguran diperlukan dua
usaha penanggulangan, yakni usaha perbaikan kualitas SDM dan
penciptaan lapangan kerja. Adapun usaha-usaha tersebut, antara
lain:
1) Peningkatan keterampilan kerja masyarakat
Program ini dapat dilakukan melalui pendidikan keterampilan
singkat maupun berjangka di Balai Latihan Kerja
(BLK).
2) Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Profesional
(TKMMP)
Program ini bertujuan mencari anak-anak muda
berpotensi di masing-masing daerah untuk kemudian dibimbing,
dibina, dan dibentuk menjadi seorang yang mandiri dan
profesional. Dari program ini diharapkan akan muncul tenagatenaga
kerja muda yang mampu membuka usaha-usaha sendiri
sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
3) Pelaksanaan padat karya
Padat karya adalah usaha yang lebih mengedepankan
penggunaan dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak
dibandingkan dengan modalnya.
4) Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif
Hal ini terkait dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan
politik. Jika stabilitas di masing-masing aspek tersebut kondusif,
maka akan banyak orang termotivasi untuk membuka usaha.
Bahkan akan memancing investor asing untuk berinvestasi dan
membuka usaha di Indonesia. Dengan demikian akan dapat
menambah lapangan pekerjaan baru.