Rabu, 15 April 2009

Pengalihan Kekuasaan VOC kepada Kerajaan Belanda

a. Pembubaran VOC
Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot.
Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri
maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti
keberadaan VOC.
Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan
VOC adalah:
1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan
VOC yang sangat luas.
Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC
adalah:
1) Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke
tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2) Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam
bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan
tenaga.
Keadaan yang kian parah dan mengkhawatirkan menyebabkan
Belanda mengambil sikap, pada tangal 31 Desemnber 1799
VOC dibubarkan dan pemerintah kolonial di Indonesia mulai
dkendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda.
b. Pemerintaham Herman W. Daendels
Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795,
Belanda diubah namanya menjadi republik Bataaf dan diperintah
oleh Louis Napoleon, adik kaisar Napoleon Bonaparte. Di samping
itu, pemerintah Prancis mengkhawatirkan keadaan di Pulau Jawa
sebagai daerah jajahan Belanda akan direbut oleh Inggris yang
saat itu tidak berhasil dikuasai oleh Prancis. Oleh karena itu, pada
tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Herman W.
Daendels ke Pulau Jawa.
Pada tanggal 15 Januari 1808 Daendels menerima kekuasaan
dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas mempertahankan
Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah
menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda.
Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh
Daendels, antara lain:
1) Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari
berbagai suku bangsa di Indonesia.
2) Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
3) Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.
4) Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang
kurang lebih 1.100 km.
5) Membangun benteng-benteng pertahanan.
Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut
Daendels menerapkan sistem kerja paksa (rodi). Selain menerapkan
kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk
mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut
antara lain:
1) Mengadakan penyerahan hasil bumi (contingenten).
2) Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pemerintah
Belanda dengan harga murah (verplichte leverantie).
3) Melaksanakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban yang dibebankan
kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi.
4) Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti
kepada Han Ti Ko seorang pengusaha Cina.
Daendels merupakan penguasa yang disiplin, tegas, dan kejam,
sehingga dikenal sebagai gubernur jenderal yang bertangan besi.
Ia juga dijuluki Tuan Besar Guntur atau Jenderal Mas Galak.
Tindakan Daendels ini di mata orang Belanda sendiri ternyata sangat
dibenci. Daendels juga menjual tanah milik negara kepada
pengusaha swasta asing, berarti ia telah melanggar undang-undang
negara. Hal tersebut mengakibatkan ia dipanggil pulang ke
negerinya dan diganti Jenderal Jassens pada tahun 1811.
Jassens ternyata berbeda dengan Daendels, ia lemah dan
kurang cakap. Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan
ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi ancaman Inggris
sewaktu-waktu. Pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di
Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan
terhadap Inggris, tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris
tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani
Kapitulasi Tuntang 11 September 1811.
Isi Perjanjian Tuntang adalah:
1) Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia
Tenggara harus diserahkan kepada Inggris.
2) Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.
3) Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar
Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
Isi pokok Perjanjian Tuntang tersebut membawa pengaruh
langsung bagi bangsa Indonesia, yaitu wilayah Nusantara
diserahkan kepada EIC (Inggris) yang bermarkas di Calcuta India.
Akibat Kapitulasi Tuntang tersebut Indonesia jatuh ke tangan
Inggris.

Rabu, 08 April 2009

Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia

a. Pelayaran Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595 Belanda berangkat dari Eropa di bawah
pimpinan Cornelis de Houtman dan sampai di Indonesia pada tahun
1956 dengan mendarat di Banten. Sejak pelayaran de Houtman,
maka banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda yang
masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya persaingan antara para
pedagang Belanda. Para pedagang berusaha mendapatkan
rempah-rempah di Indonesia untuk secepatnya memenuhi muatan
kapalnya. Akibatnya harga pembelian rempah-rempah di Indonesia
meningkat. Para petani dan pedagang Indonesia memperoleh
untung, sedang di Eropa harga rempah-rempah makin merosot,
karena makin banyak tersedia di pasaran Eropa. Hal ini
berpengaruh juga terhadap harga rempah-rempah di tanah air di
kemudian hari.
b. Pembentukan VOC
Untuk mengatasi persaingan di antara pedagang Belanda dan
persaingan pedagang Belanda dengan Portugis, maka pedagang
Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi
dagang yang bernama VOC (Vereenidge Oost Indishe Compagnie)
pada tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah badan yang
bersifat partikelir, di mana para pedagang Belanda bergabung di
dalamnya.
Tujuan VOC di Indonesia antara lain:
1) Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.
2) Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3) Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Agar VOC dapat berkembang dengan baik, pemerintah
Belanda memberikan hak Octroi (istimewa), yaitu hak untuk dapat
bertindak sebagai suatu negara.
Hak-hak tersebut antara lain:
1) Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah
timur sampai ujung selatan Amerika.
2) Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan.
3) Hak memiliki mata uang sendiri.
4) Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaankerajaan
lain di daerah kekuasaan monopoli perdagangannya.
Dengan hak-hak istimewa tersebut menyebabkan perkembangan
VOC sangat pesat. Perdagangan-perdagangan Portugis
di Indonesia dapat didesak. Sebagai bukti keberhasilan itu pada
tahun 1605, VOC berhasil menguasai benteng ketahanan Portugis
di Ambon, kemudian namanya diganti menjadi Benteng Victoria.
Dengan adanya peristiwa tersebut, kekuasan Portugis di Maluku
terdesak dan hanya mampu bertahan di Timor-Timur.
c. Persaingan dagang Belanda dengan Inggris
Mengetahui taktik perdagangan Belanda dengan membentuk
persekutuan dagang (VOC), maka Inggris juga mendirikan kongsi
dagang yang dinamakan EIC (East Indian Company) pada tahun
1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia. Inggris
mengetahui bahwa Belanda menduduki Indonesia, maka Inggris
berniat merebut Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut di
bawah pimpinan Lord Minto sebagai gubernur jenderal Inggris di
Calkuta, didirikan ekspedisi Inggris untuk merebut kekuasaan
Belanda di Indonesia.
Pada tahun 1811 Inggris berhasil merebut seluruh kekuasaan
Belanda di tanah Indonesia, sehingga kekuasan Inggris di Indonesia
berada di bawah pimpinan Raffles sampai tahun 1816.
Berdasarkan konvensi London (Convention of London) tahun
1814, Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda karena
dianggap tidak ada untungnya.
Adapun isi pokok dari Konvensi London ialah:
1) Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2) Jajahan-jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana
tetap di tangan Inggris.
3) Cochain (di Pantai Malabar) diambil oleh Inggris dan Bangka
diserahkan pada Belanda sebagai gantinya.

Selasa, 07 April 2009

PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI INDONESIA

1. Kedatangan Bangsa Barat di Berbagai Daerah
Mulai akhir abad XV bangsa Eropa berusaha melakukan
penjelajahan samudra. Faktor-faktor pendorong penjelajahan
samudra antara lain:
a. Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)
Kekayaan yang mereka cari terutama adalah rempah-rempah.
Sekitar abad XV di Eropa, rempah-rempah pada saat itu harganya
sangat mahal. Harga rempah-rempah semahal emas (gold).
Mereka sangat membutuhkan rempah-rempah untuk industri obatobatan.
b. Adanya keingingan menyebarkan agama Nasrani (gospel)
Selain mencari kekayaan dan tanah jajahan, bangsa Eropa
juga membawa misi khusus. Misi khusus tersebut adalah menyebarkan
agama Nasrani kepada penduduk daerah yang dikuasainya.
Tugas mereka ini dianggap sebagai tugas suci yang harus
dilaksanakan ke seluruh dunia yang dipelopori oleh bangsa Portugis.
c. Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)
Di Eropa ada suatu anggapan bahwa apabila suatu negara
mempunyai banyak tanah jajahan, negara tersebut termasuk negara
yang jaya (glory). Dengan adanya anggapan ini, negara-negara
Eropa berlomba-lomba untuk mencari tanah jajahan sebanyakbanyaknya.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan perkembangan paham Renaissance, ilmu pengetahuan
dan teknologi juga berkembang pesat, misalnya seperti berikut
ini.
1) Ditemukannya Teori Heliosentris dari Copernicus yang
mengatakan bahwa pusat peredaran tata surya adalah
matahari. Planet-planet berputar mengelilingi matahari dan bumi
berputar pada porosnya. Bentuk bumi tidak rata tetapi bulat.
Hal ini mendorong orang untuk membuktikannya.
2) Dikembangkannya teknik pembuatan kapal yang dapat
digunakan untuk mengarungi samudra luas.
3) Mulai ditemukannya mesiu untuk persenjataan. Senjata ini dapat
digunakan untuk melindungi pelayaran dari ancaman bajak laut
dan sebagainya.
4) Ditemukannya kompas. Alat ini digunakan sebagai penunjuk
arah, sehingga para penjelajah tidak lagi bergantung pada
kebiasaan alam. Untuk menentukan arah, biasanya mereka
berpedoman pada bintang, sehingga jika angkasa tertutup awan
mereka tidak dapat meneruskan pelayarannya. Dengan
kompas, mereka bebas berlayar ke arah manapun tanpa
gangguan, baik siang maupun malam.
e. Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan bangsa Turki
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki pada tahun
1453 menyebabkan bangsa Eropa mengalami kesulitan mendapatkan
rempah-rempah. Oleh karena itu, mereka berusaha
mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah dengan melakukan
penjelajahan-penjelajahan samudra.