Sabtu, 21 November 2009

Komposisi (Susunan) Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Komposisi (susunan) penduduk berdasarkan pendidikan
adalah susunan penduduk (pengelompokkan penduduk) didasarkan
pada jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Jenjang pendidikan
menurut Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 sistem
pendidikan nasional terdiri atas pendidikan dasar (SD/MI, SMP/
MTs), pendidikan menengah (SMA/MA), pendidikan tinggi (sekolah
tinggi, universitas)
a. Jenjang pendidikan dasar
Jenjang pendidikan dasar meliputi SD atau MI dan SMP atau
MTs atau bentuk-bentuk jenjang sekolah yang sederajat lainnya.
Pendidikan SD dan MI bertujuan memberi bekal kemampuan
dasar untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat SMP atau MTs.
Adapun pendidikan SMP atau MTs bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, siswa agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi serta memiliki hubungan interaksi dengan
lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.
b. Jenjang pendidikan menengah
Jenjang pendidikan menengah meliputi SMA, MA, SMK, atau
sekolah yang sederajat lainnya. Pendidikan menengah bertujuan
memberikan pengajaran yang bersifat teoritis dan praktis serta
mengutamakan perluasan wawasan ilmu pengetahuan dan peningkatan
keterampilan siswa agar dapat mengembangkan potensi diri
atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi atau langsung bekerja.
c. Pendidikan tinggi
Jenjang pendidikan tinggi meliputi program diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor. Adapun bentuk pendidikan/perguruan
tinggi antara lain akademi, sekolah tinggi, universitas, dan
institut.
Pendidikan di perguruan tinggi terbagi menjadi:
1) Pendidikan akademik, yang diarahkan pada penguasaan,
pengembangan, peningkatan mutu, serta perluasan wawasan
ilmu pengetahuan.
Sumber: Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar, 2005
Gambar 2.4 Jumlah
penduduk Indonesia yang
memiliki jenjang pendidikan
SD berdasarkan hasil
penelitian BPS tahun 2000
adalah 27,5% di kota) dan
36,2 (di desa).

2) Pendidikan profesional, yang diarahkan pada penerapan
keahlian tertentu dan mengutamakan peningkatan kemampuan
penerapan ilmu pengetahuan.
Tabel: Komposisi penduduk desa dan kota berdasarkan jenjang
pendidikannya.

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2000
1. Tidak sekolah 5,3 13,0
2. Belum tamat SD 16,9 30
3. SD 27,5 36,2
4. SMP 19,2 12,3
5. SMP+ 50,4 21,0
6. Sekolah menengah 52,2 7,7
7. Diploma I/II 0,9 0,4
8. Diploma III/sarjana muda 1,6 0,2
9. Diploma IV/S1/S2/S3 3,4 0,4

KOMPOSISI (SUSUNAN) PENDUDUK

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas
dasar kriteria tertentu dan untuk tujuan tertentu pula. Misalnya
pengelompokan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin,
tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Mengetahui komposisi penduduk
diperlukan untuk merencanakan kegiatan pada masa mendatang.
Adapun komposisi penduduk suatu negara diklasifikasikan menurut:
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat
dibentuk piramida penduduk, yaitu grafik balok yang dibuat secara
horizontal untuk membandingkan penduduk laki-laki dan perempuan.
Macam-macam bentuk piramida penduduk:
a. Piramida penduduk muda (Expansive)
Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, makin
ke puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal itu
menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian.
b. Piramida penduduk tetap (Stationer)
Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir
sama, sehingga berbentuk seperti granat. Hal itu menggambarkan
bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah
penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa.
c. Piramida penduduk tua (Constrictive)
Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas
besar, sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan
penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian,
sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan
dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.
Data tentang komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin dapat dipergunakan untuk:
a. Angka beban ketergantungan (dependency ratio)
Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya orang yang termasuk usia tidak
produktif dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif.
Orang yang termasuk golongan usia tidak produktif adalah:
1) antara usia 0 sampai 14 tahun,
2) usia 65 tahun ke atas.
Adapun yang termasuk usia produktif adalah usia antara 15
sampai 64 tahun.
Rumus untuk menghitung angka beban ketergantungan adalah:
Jumlah penduduk usia nonproduktif:
Jumlah penduduk usia nonproduktif 100
Jumlah penduduk usia produktif
􀁵
Besar kecilnya angka beban ketergantungan memengaruhi
tingkat kesejahteraan penduduk. Makin tinggi angka beban
ketergantungannya, maka makin rendah tingkat kesejahteraan
penduduk, dan sebaliknya.
b. Angka usia harapan hidup (life expectancy)
Angka usia harapan hidup adalah rata-rata usia penduduk
yang diperhitungkan sejak kelahiran.Usia harapan hidup berkaitan
erat dengan angka kematian bayi. Makin tinggi angka kematian
bayi, makin rendah usia harapan hidup, dan sebaliknya. Angka
usia harapan hidup sangat terkait dengan tingkat kesehatan
masyarakat.
c. Rasio jenis kelamin (sex ratio)
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan
banyaknya penduduk laki-laki dan banyaknya penduduk perempuan
pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
Rumus menghitung rasio jenis kelamin adalah

Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk
dengan luas lahan.
Macam-macam kepadatan penduduk antara lain:
a. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara
jumlah penduduk dengan luas tanah yang dapat diolah.
b. Kepadatan penduduk ekonomi adalah perbandingan antara
jumlah penduduk dengan luas wilayah tetapi menurut kapasitas
produksinya.
c. Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan jumlah
penduduk dengan luas seluruh wilayah dalam setiap km2.
Rumus:
Kepadatan Penduduk Aritmatika:
2
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas seluruh wialyah (km )
d. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara
penduduk yang mempunyai aktivitas di sektor pertanian dengan
luas tanah (daerah) yang dapat diolah untuk pertanian.
Rumus
Kepadatan Penduduk Agraris:
2
Jumlah penduduk yang bertani (jiwa)
Luas seluruh lahan pertanian (km )

Migrasi atau Perpindahan Penduduk

Pernahkah kamu memerhatikan fenomena yang terjadi di
Indonesia atau bahkan di sekitarmu sendiri saat menjelang lebaran?
Ya, di Indonesia akan kita jumpai fenomena “Mudik Lebaran”. Di
mana banyak orang yang meninggalkan kota-kota besar untuk
pulang ke kampung halamannya. Mereka meninggalkan
pekerjaannya sejenak di kota besar dan rela melakukan perjalanan
jauh yang menghabiskan banyak biaya guna merayakan lebaran di
kampung halaman bersama keluarganya. Setelah lebaran selesai,
mereka pun akan kembali ke kota di mana dia bekerja (arus balik).
Lalu apa kaitan antara fenomena mudik dengan materi perpindahan
penduduk? Ya, mudik adalah contoh dari migrasi atau perpindahan
penduduk. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian materi berikut.
Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk
dari suatu tempat ke tempat lain.

Adapun pola mobilitas penduduk meliputi:
a. Mobilitas penduduk permanen (migrasi), yang meliputi:
1) Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang
terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
a) Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang
menetap ke dalam sebuah negara.
b) Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri
untuk menetap di sana.
c) Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing
ke negara asalnya.
2) Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari:
a) Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke
kota.
b) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau
yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang
penduduknya.
c) Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke
desa untuk menetap di desa.
d) Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk untuk
menghindari bahaya.
b. Mobilitas penduduk nonpermanen (sirkuler), yang meliputi:
1) Mobilitas ulang alik atau mobiltas harian, yakni
penduduk yang karena pekerjaannya harus melakukan
perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat bekerjanya di
lain daerah.
2) Mobilitas bermusim, yakni penduduk yang karena
pekerjaan atau keperluannya untuk sementara waktu
menetap di suatu daerah dan dalam jangka waktu tertentu
kembali ke tempat tinggalnya.

KUANTITAS PENDUDUK INDONESIA

Penduduk Indonesia tersebar di berbagai provinsi yang ada
di Indonesia. Jumlah penduduk setiap provinsi berbeda-beda. Bila
kita jumlahkan secara keseluruhan itulah yang disebut dengan
“kuantitas penduduk Indonesia”.
1. Pengertian Penduduk Indonesia
Jika kalian mengunjungi kota-kota besar di Indonesia terutama
di pusat-pusat perdagangan, kalian akan menjumpai berbagai ragam
orang dengan berbagai ras, maupun suku bangsa. Apakah semua
termasuk penduduk Indonesia? Tentu saja tidak, sebab kemungkinan
mereka adalah para wisatawan mancanegara atau orangorang
asing yang sedang berkunjung ke Indonesia. Lalu siapakah
yang dikategorikan sebagai penduduk Indonesia itu?
Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia
pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan.
2. Sumber Data Penduduk
Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan penduduk
berkaitan dengan kuantitas penduduk di suatu negara diperlukan
data yang lengkap dengan melakukan:
a. Sensus penduduk (cacah jiwa), yaitu pencatatan penduduk
di suatu daerah/negara pada kurun waktu tertentu. Sensus penduduk
biasanya dilakukan tiap 10 tahun sekali (setiap dekade).
b. Survei penduduk, yaitu pencatatan penduduk di daerah yang
terbatas dan mengenai hal tertentu.
c. Registrasi penduduk, yaitu pencatatan data penduduk yang
dilakukan secara terus-menerus di kelurahan. Misal: pencatatan
peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang
mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.
3. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk migrasi,
dan pertumbuhan penduduk total.
a. Pertumbuhan penduduk alami (Natural Population Increase),
adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari
selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.
Hal ini dapat dihitung dengan rumus:
T = L – M
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Sensus di Indonesia
pertama kali dilaksanakan
pada masa pemerintahan
Thomas
Stanford Raffles pada
tahun 1815. Kemudian
sensus pertama setelah
Indonesia merdeka
dilaksanakan pada
31 Oktober 1961 dan
diperingati sebagai hari
sensus Indonesia.
Keterangan
T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
L = jumlah kelahiran per tahun
M = jumlah kematian per tahun
b. Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah migrasi masuk
(imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi).
Hal ini dapat dihitung dengan rumus:
T = I – E
Keterangan
T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
I = jumlah migrasi masuk per tahun
E = jumlah migrasi keluar per tahun
c. Pertumbuhan penduduk total (Total Population Growth)
adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah
kelahiran dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih
jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi.
Hal ini dapat dihitung dengan rumus:
T = (L – M) + ( I – E)
Keterangan:
T = Pertumbuhan penduduk per tahun
L = Jumlah kelahiran per tahun
M = Jumlah kematian per tahun
I = Jumlah imigran (penduduk yang masuk ke suatu
negara/wilayah untuk menetap) per tahun
E = Jumlah emigran (penduduk yang meninggalkan/
pindah ke wilayah/negara lain) per tahun

Keanekaragaman Suku Bangsa

Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri atas beberapa
suku bangsa (etnis) yang masing-masing memiliki bahasa dan adat
istiadat serta budaya yang berbeda. Menurut hasil penelitian Hilderd
Geertz, Indonesia terdiri dari 300 etnis yang berbeda-beda. Adapun
menurut penelitian MA Jaspan, masyarakat Indonesia terdiri atas
366 etnis dengan kriteria pada bahasa daerah, kebudayaan serta
susunan masyarakatnya. Lain lagi menurut penelitian Van
Vollenhoven yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia
terbagi menjadi 19 lingkaran hukum adat dengan berbagai suku
bangsa (etnis) yang ada di dalamnya.
Lalu apakah yang dimaksud etnik itu? Apa pula bedanya
dengan ras?
Robertson pada tahun 1977 mengemukakan pendapatnya
bahwa kelompok etnik adalah sejumlah besar orang yang memandang
diri dan dipandang oleh kelompok lain memiliki kesatuan
budaya yang berbeda. Hal ini terjadi sebagai akibat dari sifat-sifat
budaya bersama dan interaksi timbal balik yang terus menerus.
Jika istilah ras berkaitan dengan ciri-ciri fisik tubuh, etnisitas
lebih berkaitan dengan karakteristik budaya suatu kelompok tertentu.
Karakterisrik budaya ini dibentuk dan dihasilkan oleh perbedaan
bahasa, agama, suku bangsa, kedaerahan, dan tempat lahir.
Hal yang membedakan antara etnis yang satu dengan yang
lainnya adalah perbedaan bahasa (bahasa daerah) dan adat istiadat.
Perbedaan adat istiadat menunjukkan perbedaan kebudayaan yang
nampak dari pola perilaku atau gaya hidup. Pola perilaku orang
Batak yang suka bicara terus terang, sehingga terkesan tegas dan
keras sangat berbeda dengan pola perilaku orang Jawa Tengah
(khususnya Solo dan Jogja) yang suka berbicara hati-hati penuh
dengan sindiran secara halus sehingga berkesan kurang tegas.
Secara rinci dapat kita uraikan tentang perbedaan antara etnis
yang satu dan lainya, dalam hal:
a. Perbedaan bahasa daerah.
b. Perbedaan tata susunan kekerabatan, misalnya ada yang
menganut patrilineal, matriliniel, dan parental.
c. Perbedaan adat istiadat, misalnya dalam upacara perkawinan,
upacara adat, hukum adat, dan lain-lain.
d. Perbedaan sistem mata pencaharian.
e. Perbedaan teknologi, misalnya bentuk arsitektur rumah/
bangunan adat, peralatan kerja tradisional.
f. Perbedaan kesenian daerah.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
bahasa dan adat istiadat adalah:
a. Keadaan dan letak geografis yang berbeda.
b. Pemukiman penduduk yang terpisah-pisah di pulau-pulau
terpencil yang menghambat kontak dengan daerah lain.
c. Latar belakang sejarah yang berbeda.
d. Lingkaran hukum adat dan kemasyarakatan yang berlainan.

KONDISI PENDUDUK INDONESIA

Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya
majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar
dari Sabang (ujung Sumatra Utara) sampai Merauke (ujung Papua).
1. Pembagian Ras Penduduk Indonesia
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, masyarakat Indonesia dapat
dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok ras, yaitu:
a. Kelompok ras Papua Melanezoid, terdapat di Papua/
Irian, Pulau Aru, Pulau Kai.
b. Kelompok ras Negroid, antara lain orang Semang di
semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan
Andaman.
c. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak
Riau, orang Kubu di Sumatra Selatan dan Jambi, orang
Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano,
dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
d. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan
menjadi 2(dua) golongan.
1) Ras Proto Melayu (Melayu Tua) antara lain Suku
Batak, Suku Toraja, Suku Dayak.
2) Ras Deutro Melayu (Melayu Muda) antara lain Suku
Bugis, Madura, Jawa, Bali.
Di samping kelompok ras di atas, masyarakat Indonesia juga
terdiri dari kelompok warga keturunan Cina (ras Mongoloid),
warga keturunan Arab, Pakistan, India, ras Kaukasoid, dan
sebagainya yang hidup berdampingan membaur menjadi satu warga
negara Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak mengenal
superioritas suatu ras dan tidak menganut paham rasialisme.
Salah satu perekat suku bangsa yang berbeda-beda di Indonesia
adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

PERSEBARAN JENIS TANAH DAN PEMANFAATANNYA DI INDONESIA

Perbedaan kondisi tanah disebabkan karena susunan mineral
di dalamnya yang berbeda-beda. Karena tanah berasal dari
hasil pelapukan batuan induk (anorganik) yang terbentuk dari bahanbahan
organik tumbuhan dan hewan yang telah membusuk.
1. Berbagai Jenis Tanah di Indonesia
Jenis-jenis tanah di Indonesia antara lain:
a. Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan
organik yang selalu tergenang air (rawa) dan kekurangan
unsur hara, sirkulasi udara tidak lancar, proses penghancuran
tidak sempurna, kurang baik untuk pertanian. Banyak
terdapat di Kalimantan, Sumatra Timur, dan Papua.
b. Tanah mergel adalah tanah campuran dari batuan kapur,
pasir, dan tanah liat yang dikarenakan hujan yang tidak
merata. Banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran
rendah seperti di Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.
c. Tanah kapur (renzina) adalah tanah yang terbentuk dari
bahan induk kapur yang mengalami laterisasi lemah.
Banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
d. Tanah endapan atau tanah aluvial adalah tanah yang
terbentuk karena pengendapan batuan induk dan telah
mengalami proses pelarutan air. Jenis tanah ini merupakan
tanah subur dan banyak terdapat di Jawa bagian utara,
Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian barat dan selatan.
e. Tanah terrarosa adalah tanah hasil pelapukan batuan
kapur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah dolina dan
merupakan daerah pertanian yang subur. Daerah
persebarannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
f. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuhan
(bahan organik), berwarna hitam, sangat subur, cocok untuk
pertanian. Banyak terdapat di Kalimantan, Sumatra,
Sulawesi, dan Papua.
g. Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat
dan bahan cair yang dikeluarkan gunung berapi. Jenis tanah
ini sangat subur dan cocok untuk pertanian. Jenis tanah ini
banyak terdapat di daerah Jawa, Sumatra, Bali, Lombok,
Halmahera, dan Sulawesi.
h. Tanah padzol adalah tanah yang terjadi karena temperatur
dan curah hujan yang tinggi, sifatnya mudah basah, dan
subur jika terkena air. Jenis tanah ini berwarna kuning
keabu-abuan dan cocok untuk perkebunan. Banyak
terdapat di pegunungan tinggi.
i. Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk karena
temperatur dan curah hujan yang tinggi. Namun jenis tanah
ini kurang subur dan banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa
Barat, dan Kalimantan Barat.
j. Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku
dan sedimen dan tidak berstruktur. Jenis tanah ini kurang
baik untuk pertanian karena sedikit mengandung bahan
organik. Banyak terdapat di pantai barat Sumatra Barat,
Jawa Timur, dan Sulawesi.

Jenis Fauna yang Dilindungi dan Upaya Pelestariannya

Banyaknya jenis satwa yang menjadi korban perburuan
manusia mengakibatkan jumlah populasi hewan tertentu mengalami
penurunan secara drastis, sehingga keberadaannya mulai terancam
kepunahan. Berdasarkan Peraturan Perlindungan Binatang Liar
Nomor 134 dan 266 tahun 1931, hewan yang dilindungi antara lain
badak, tapir, kambing hutan, trenggiling, kancil, burung dara laut,
babi rusa, elang tikus atau alap-alap.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 421 Tahun 1970
dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 327 Tahun 1972, hewan
yang dilindungi adalah harimau sumatra, harimau jawa, macan
kumbang, jalak bali, burung gosong, burung maleo, monyet hitam,
kakatua, rusa bawean, kanguru pohon, beo nias, ikan pesut, lumbalumba,
musang.
Untuk melindungi hewan tersebut didirikan cagar alam dan
suaka margasatwa, antara lain:
a. Di Pulau Jawa
Cagar alam di Pulau Jawa, antara lain:
1) Cagar alam Ujung Kulon melindungi badak, banteng,
merak, rusa, dan buaya.
2) Cagar alam Cibodas, Cianjur, sebagai cadangan air karena
wilayah tersebut curah hujannya sangat tinggi.
3) Suaka margasatwa Baluran dan Meru Betiri, Banyuwangi,
Jawa Timur melindungi banteng, kerbau liar, harimau jawa,
dan rusa.
4) Cagar alam Pangandaran, melindungi banteng.
5) Cagar alam Gunung Gede, Bogor, melindungi kijang dan
rusa.
6) Cagar alam Pulau Dua, melindungi burung laut.
b. Di Pulau Sumatra
1) Suaka margasatwa Gunung Leuser, Aceh Utara, melindungi
orang utan, badak, gajah, dan harimau Sumatra.
2) Suaka Margasatwa Pulau Siberut, Way Kambas, dan
Gunung Sakinco, melindungi harimau, tapir, beruang, rusa,
badak, gajah sumatra.
3) Cagar alam Limbo Pati, Sumatra Barat, melindungi tapir
dan siamang.
c. Di Pulau Kalimantan
Cagar alam dan suaka margastwa Tanjung Putting dan Kutai
untuk melindungi orang utan, banteng, rusa sambar.
d. Di Pulau Nusa Tenggara
Suaka margasatwa di Pulau Komodo dan Pulau Rinca,
melindungi komodo, kerbau liar, dan kuda liar.
e. Di Pulau Sulawesi
Suaka margasatwa Dumoga Bone dan Gunung Tangkoko di
ujung utara Minahasa melindungi anoa, babi rusa, dan kuskus.
f. Di Maluku
Suaka margasatwa Wae Nua, melindungi burung kasuari.
Suaka margasatwa Pulau Baun di Kepulauan Aru untuk
melindungi burung cenderawasih.

Persebaran Fauna di Indonesia

Secara umum persebaran fauna di Indonesia dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
a. Kelompok fauna Asiatis (kelompok barat), adalah hewan
yang berada di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Wilayah itu dulu dikenal sebagai Paparan Sunda, yang
merupakan bagian dari Benua Asia. Adapun jenis-jenis
hewannya antara lain badak, gajah, rusa, tapir, banteng,
b. Kelompok fauna Australis Asiatis (kelompok tengah),
merupakan campuran fauna Asia dan Austalia, meliputi jenis
hewan yang berada di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, dan
Maluku. Wilayah kelompok tengah dan timur dipisahkan oleh
Garis Weber. Contoh jenis fauna ini antara lain anoa, babi
rusa, komodo, burung maleo, tarsius, dan lain-lain.
c. Kelompok fauna Australis (kelompok timur), merupakan
kelompok hewan yang berada di Paparan Sahul, meliputi
wilayah Papua dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Contoh fauna
di wilayah ini antara lain kanguru, walabi, koala, burung cenderawasih,
kakatua, kasuari, dan jenis burung berwarna lainny

Manfaat hutan

Keberadaan hutan menjadi potensi sumber daya alam
yang menguntungkan bagi devisa negara. Di samping itu hutan
memiliki aneka fungsi yang berdampak positif terhadap
kelangsungan kehidupan manusia.
1) Manfaat langsung
Secara langsung hutan menghasilkan berbagai jenis
kayu dan nonkayu yang berperan penting sebagai bahan
produksi.
2) Manfaat tidak langsung
Secara tidak langsung hutan memiliki berbagai fungsi,
antara lain:
a) Fungsi klimatologis, sebagai penyegar atau pembersih
udara.
b) Fungsi orologis, sebagai penyaring atau pembersih
air.
c) Fungsi strategis, sebagai sarana pertahanan dan
perlindungan dalam peperangan.
d) Fungsi estetis, untuk keindahan dan sarana rekreasi.
e) Fungsi hidrologis, berperan menyimpan air hujan

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan
suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis
dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan
berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai
paru-paru dunia.
Keberadaan hutan tropis yang subur merupakan surga bagi
aneka satwa, mulai dari berbagai jenis hewan melata, mamalia,
aneka ragam serangga sampai pada jenis burung.
Faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna:
1. faktor bentang alam atau relief tanah,
2. faktor manusia,
3. faktor iklim, mencakup curah hujan, temperatur udara, angin,
dan kelembapan udara,
4. faktor tanah.
1. Persebaran Flora di Indonesia
Beberapa jenis tumbuhan ada yang bersifat endemik, yaitu
jenis tumbuhan yang hanya terdapat di Indonesia. Tumbuhan di
Indonesia juga menunjukkan gejala cauliflora, yaitu adanya bunga
dan buah pada batang dan dahan, serta tidak pada pucuknya.
Misalnya belimbing, durian, nangka, duku.
Aneka ragam jenis flora (dunia tumbuhan) bisa dijumpai di
dalam hutan. Lalu apakah yang dimaksud dengan hutan itu?
Menurut UU Pokok Kehutanan No. 5 Tahun 1967, hutan
adalah suatu lapangan pertumbuhan pepohonan yang secara
keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati, alam
lingkungannya, dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.
a. Jenis hutan berdasarkan iklim digolongkan sebagai berikut.
1) Hutan hujan tropis, dengan ciri-ciri:
a) pohonnya berdaun lebar,
b) daunnya menghijau sepanjang tahun,
c) terdapat tumbuhan epifit, lumut, palem, dan pohon
panjat sejenis rotan.

2) Hutan musim, terdapat di daerah tropis yang memiliki
musim hujan dan kemarau. Ciri-ciri hutan musim adalah:
a) pohonya jarang,
b) ketinggian pohon antara 12 - 35 meter,
c) pada musim kemarau daunnya meranggas dan musim
penghujan bersemi.
3) Hutan sabana atau savana, yaitu padang rumput yang
diselingi pepohonan perdu. Hutan savana atau sabana
banyak terdapat di daerah tropis yang curah hujannya relatif
kurang. Di wilayah Indonesia, padang sabana banyak
dijumpai di daerah Nusa Tenggara.
4) Hutan bakau atau mangrove, merupakan hutan khas di
daerah pantai tropik. Keberadaan hutan bakau sangat
membantu mengamankan pantai dari bahaya abrasi, yakni
pengikisan lapisan tanah oleh gelombang laut. Kerusakan
pantai disebabkan karena menipisnya hutan bakau yang
banyak ditebang manusia.
b. Berdasarkan jenis pohon, hutan diklasifikasikan:
1) Hutan homogen, yakni hutan yang ditumbuhi hanya satu
jenis tumbuhan saja. Misalnya hutan pinus, hutan jati.Hutan
ini dibuat dengan tujuan tertentu, misal untuk penghijauan
atau untuk industri. Hutan hasil reboisasi pada umumnya
termasuk hutan homogen.
2) Hutan heterogen, hutan yang ditumbuhi beranekaragam
jenis tumbuhan. Hutan heterogen disebut juga sebagai hutan
belukar atau hutan perawan. Misalnya hutan tropis.
c. Berdasarkan fungsinya, hutan diklasifikasikan:
1) Hutan lindung, hutan yang berfungsi
a) Sebagai penyaring air ke dalam tanah untuk cadangan
air tanah dan menghambat laju perjalanan air di dalam
tanah. Hal ini disebut fungsi hidrologis.
b) Mencegah banjir.
c) Melindungi tanah dari erosi.
2) Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungi sebagai
pelindung jenis flora dan fauna tertentu. Hutan ini terdiri
dari suaka margasatwa dan cagar alam. Misalnya cagar
alam Rafflesia Bengkulu untuk melindungi dan menjaga
kelestarian Bunga Rafflesia Arnoldi.
3) Hutan produksi, hutan yang berfungsi untuk diambil
hasilnya sebagai bahan industri. Misalnya hutan jati, hutan
karet, dan lain-lain.

HUBUNGAN LETAK GEOGRAFIS DENGAN PERUBAHAN MUSIM DI INDONESIA

Wilayah Indonesia berada di antara 6o LU – 11o LS dan
merupakan daerah tropis dengan dua musim yakni musim kemarau
dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali.Musim
kemarau berlangsung antara bulan April sampai Oktober. Adapun
musim penghujan berlangsung antara bulan Oktober sampai April.
Terjadinya perubahan musim ini disebabkan oleh terjadinya
peredaran semu matahari setiap tahun.
1. Peredaran Semu Matahari Tahunan
Peredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari
khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½o LU, kembali ke
khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang balik selatan 23
½o LS dan kembali lagi ke khatulistiwa.
Hal tersebut berpengaruh pada letak tempat terbit dan
terbenamnya matahari yang setiap hari tidaklah sama . Setiap hari
akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan
dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena
proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga
dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap
matahari.
Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari
tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak
terbit/terbenamnya matahari.
Berikut ini bagan yang menunjukkan pergeseran semu letak
terbit/terbenamnya matahari dalam satu tahun.
2. Terbentuknya Angin Muson
Perubahan letak terbitnya matahari berpengaruh terhadap
intensitas cahaya matahari pada wilayah yang berkaitan langsung
dengan tempat lintasan peredaran semu matahari tersebut. Salah
satu akibat dari peredaran semu tahunan matahari adalah terjadinya
perubahan gerakan angin yang dikenal dengan nama angin muson.
Angin muson adalah angin yang bertiup setiap 6 bulan sekali dan
selalu berganti arah. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:
a. Angin muson barat
Bertiup setiap bulan Oktober sampai Maret, saat
kedudukan semu matahari di belahan bumi selatan. Hal ini
menyebabkan tekanan udara maksimum di Asia dan tekanan
udara minimum di Australia, maka bertiuplah angin dari Asia
ke Australia (tekanan tinggi ke rendah). Karena angin melalui
Samudra Hindia, maka angin tersebut mengandung uap air yang
banyak, sehingga pada bulan Oktober sampai Maret di Indonesia
terjadi musim penghujan.
b. Angin muson timur
Bertiup mulai bulan April sampai September, di mana
kedudukan semu matahari di belahan bumi utara. Akibatnya
tekanan udara di Asia rendah dan tekanan udara di Australia
tinggi, sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin
tersebut melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat
kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim
kemarau.

PENGARUH LETAK ASTRONOMI INDONESIA

Jika kalian mengamati dengan saksama peta ataupun globe,
akan kalian temukan adanya garis lintang dan garis bujur. Garis
lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa
yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Adapun garis
bujur merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah
kutub utara dan selatan. Garis-garis tersebut merupakan garis
khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan
posisi suatu daerah di muka bumi.
Letak astronomi adalah letak suatu tempat berdasarkan garis
lintang dan garis bujurnya. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia
berada di antara 6o LU – 11o LS dan antara 95o BT –
141o BT.
Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau Weh di
Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6o LU. Wilayah Indonesia
paling selatan adalah Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur
yang berada pada 11o LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah
di ujung utara Pulau Sumatra yang berada pada 95o BT. Adapun
wilayah Indonesia paling timur di Kota Merauke yang berada pada
141o BT.
1. Garis Lintang
Garis lintang merupakan garis khayal pada peta atau globe
yang sejajar dengan khatulistiwa. Garis khatulistiwa membelah bumi
menjadi dua belahan utara dan belahan selatan. Garis khatulistiwa
atau garis equator atau garis lini adalah garis lintang 0o. Garis lintang
dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut
iklim matahari.
Berdasarkan letak lintangnya, wilayah Indonesia berada di
antara 6o LU – 11o LS. Hal ini menyebabkan Indonesia beriklim
tropis dengan ciri-ciri:
a. memiliki curah hujan yang tinggi,
b. memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi,
c. menerima penyinaran matahari sepanjang tahun,
d. banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup
tinggi.
2. Garis Bujur
Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang
menghubungkan kutub utara dan selatan bumi. Bumi dibagi menjadi
180o garis bujur timur (BT) dan 180o garis bujur barat (BB).
Perhitungan garis bujur 0o dimulai dari Kota Greenwich dekat Kota
London. Garis bujur dipergunakan untuk menentukan waktu suatu
daerah.
Letak astronomi Indonesia yang berada di antara 95o BT –
141o BT menjadikan Indonesia memiliki tiga daerah waktu, yaitu:
a. Daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), meliputi seluruh
Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia
Barat memiliki selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT
(Greenwich Mean Time).
b. Daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), meliputi Bali,
Nusa Tengara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur , Pulau
Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia
Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
c. Daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi
Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam
lebih awal dari GMT.

PENGARUH LETAK GEOGRAFIS INDONESIA TERHADAP KONDISI ALAM DAN PENDUDUK

Pengertian letak geografis adalah letak suatu negara dilihat
dari kenyataan di permukaan bumi. Menurut letak geografisnya
Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia,
dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik.
Letak Indonesia yang diapit dua benua dan berada di antara
dua samudra berpengaruh besar terhadap keadaan alam maupun
kehidupan penduduk.
1. Pengaruh Letak Geografis terhadap Keadaan Alam
Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan
pertemuan dua samudra besar (Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia) dan diapit daratan luas (Benua Asia dan Australia). Hal itu
berpengaruh terhadap kondisi alam.
a. Wilayah Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara
kepulauan, sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut
yang mendatangkan banyak hujan.
b. Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi
oleh angin muson yang berembus setiap 6 bulan sekali berganti
arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan
di Indonesia.
2. Pengaruh Letak Geografis terhadap Keadaan
Penduduk
Karena Indonesia terletak pada posisi silang (cross position)
antara dua benua dan dua samudra, maka pengaruhnya bagi
kehidupan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni
dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama.
b. Indonesia terletak di antara negara-negara berkembang,
sehingga memiliki banyak mitra kerja sama.
c. Lalu lintas perdagangan dan pelayaran di Indonesia cukup
ramai, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia dan
menambah sumber devisa negara.

Kamis, 01 Oktober 2009

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan didasarkan pada
kegiatan ekonomi atau jenis usaha yang digeluti masyarakat.
Persentase penduduk di negara-negara berkembang, termasuk di
Indonesia yang bekerja di bidang pertanian lebih besar dibandingkan
yang bekerja di bidang-bidang lain. Hal tersebut bertolak belakang
dengan kondisi di negara-negara maju, di mana penduduknya
sebagian besar bekerja di bidang industri dan jasa.
Tabel: Persentase komposisi penduduk desa dan kota
berdasarkan pekerjaannya.
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2000
1. Tidak sekolah 5,3 13,0
2. Belum tamat SD 16,9 30
3. SD 27,5 36,2
4. SMP 19,2 12,3
5. SMP+ 50,4 21,0
6. Sekolah menengah 52,2 7,7
7. Diploma I/II 0,9 0,4
8. Diploma III/sarjana muda 1,6 0,2
9. Diploma IV/S1/S2/S3 3,4 0,4
No. Jenjang Pendidikan Kota (%) Desa (%)
Pertanian 11,3 19,5
Industri 66,4 10
Jasa 45,3 13,5

Minggu, 17 Mei 2009

Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811–1816)

Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian
memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan
Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19
Oktober 1811.
Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia:
a. Di bidang ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Raffles menetapkan kebijakan berupa:
1) Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti contingenten/
pajak/penyerahan diganti dengan sistem sewa tanah (landrente).
2) Semua tanah dianggap milik negara, maka petani harus
membayar pajak sebagai uang sewa.
Namun upaya Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah
mengalami kegagalan karena:
1) Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah,
karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama.
2) Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan tanah
petani.
3) Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles.
4) Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.
b. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial
Dalam bidang ini, Raffles menetapkan kebijakan berupa:
1) Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan termasuk Jogjakarta
dan Surakarta.
2) Masing-masing karesidenan mempunyai badan pengadilan.
3) Melarang perdagangan budak.
c. Di bidang ilmu pengetahuan
Dalam bidang pengetahuan, Raffles menetapkan kebijakan
berupa:
1) Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk mengadakan
berbagai penelitian ilmiah di Indonesia.
2) Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai
sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut
diberinya nama ilmiah Rafflesia Arnoldi.
3) Raffles menulis buku “History of Java” dan merintis pembangunan
Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang
mengoleksi berbagai jenis tanaman di Indonesia bahkan dari
berbagai penjuru dunia.
Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama sebab Pemerintahan
Napoleon di Prancis pada tahun 1814 jatuh. Akibat
berakhirnya kekuasan Louis Napoleon 1814, maka diadakan Konferensi
London.
Isi Konferensi London antara lain:
1) Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dahulu
direbut Inggris.
2) Penyerahan Indonesia oleh Inggris kepada Belanda berlangsung
tahun 1816.
3) Jhon Fendall diberi tugas oleh pemerintah Inggris untuk
menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda.
Belanda menerima penyerahan Inggris melalui Komisi
Jenderal yang terdiri dari 3 orang, yaitu Elaut, Van der Cappelen,
dan Buykes. Sejak saat itu terjadi perubahan kekuasaan di Indonesia
dari tangan Inggris ke tangan Belanda. Belanda menunjuk
Van Der Cappelen sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda.

Sabtu, 02 Mei 2009

Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Johanes Van Den Bosch)

Kekosongan keuangan Belanda yang disebabkan oleh perang
kemerdekaan dari Belgia maupun perang Diponegoro, mendorong
Belanda untuk menciptakan suatu sistem yang dapat menghasilkan
keuntungan dalam bidang ekonomi/keuangan bagi Belanda. Pada
masa kepemimpinan Johanes Van Den Bosch Belanda memperkenalkan
culturstelsel atau caltivitaion system (tanam paksa).
Sistem tanan paksa pertama kali diperkenalkan di Jawa dan
dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa.
a. Aturan sistem tanam paksa
1) Setiap penduduk wajib menyerahkan seperlima dari lahan
garapannya untuk ditanami tanaman wajib yang berkualitas
ekspor.
2) Tanah yang disediakan untuk tanah wajib dibebaskan dari
pembayaran pajak tanah.
3) Hasil panen tanaman wajib harus diserahkan kepada
pemerintah kolonial. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah
pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat.
4) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap
tanaman wajib tidak boleh melebihi tenaga dan waktu yang
diperlukan untuk menanam padi atau kurang lebih 3 bulan.
5) Mereka yang tidak memiliki tanah, wajib bekerja selama
66 hari atau seperlima tahun di perkebunan pemerintah.

6) Jika terjadi kerusakan atau kegagalan panen menjadi
tanggung jawab pemerintah (jika bukan akibat kesalahan
petani).
7) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada
kepala desa.
b. Pelaksanaan tanam paksa
Dalam kenyataannya, pelaksanaan cultur stelsel banyak
terjadi penyimpangan, karena berorientasi pada kepentingan
imperialis, di antaranya:
1) Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima tanah
garapan, apalagi tanahnya subur.
2) Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan
waktunya untuk tanaman ekspor, sehingga banyak tidak
sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri.
3) Rakyat tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi 1/5
tahun.
4) Waktu pelaksanaan tanaman ternyata melebihi waktu
tanam padi (tiga bulan) sebab tanaman-tanaman perkebunan
memerlukan perawatan yang terus-menerus.
5) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus
dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikembalikan
kepada rakyat.
6) Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab
rakyat/petani.
c. Akibat tanam paksa
1) Bagi Belanda
Bagi Belanda tanam paksa membawa keuntungan
melimpah, di antaranya:
a) Kas Belanda menjadi surplus (berlebihan).
b) Belanda bebas dari kesulitan keuangan.
2) Bagi Indonesia
Akibat adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan
tanam paksa, maka membawa akibat yang memberatkan
rakyat Indonesia, yaitu:
a) Banyak tanah yang terbengkalai, sehingga panen gagal.
b) Rakyat makin menderita.
c) Wabah penyakit merajalela.
d) Bahaya kelaparan yang melanda Cirebon memaksa rakyat
mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri.
e) Kelaparan hebat di Grobogan, sehingga banyak yang
mengalami kematian dan menyebabkan jumlah penduduk
menurun tajam.
d. Penentangan tanam paksa
Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia
ternyata mengakibatkan aksi penentangan. Orang yang
menentang tanam paksa terdiri dari:
1) Golongan pendeta
Golongan ini menentang atas dasar kemanusiaan. Adapun
tokoh yang mempelopori penentangan ini adalah Baron Van
Hovel.
2) Golongan liberal
Golongan liberal terdiri dari pengusaha dan pedagang, di
antaranya:
a) Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli yang
menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul
Max Havelaar.
b) Frans Van de Pute dengan mengarang buku berjudul
Suiker Constracten (Kontrak Kerja).
e. Penghapusan pelaksanaan tanam paksa secara bertahap
Di Sumatra Barat ,sistem tanam paksa dimulai sejak tahun
1847, ketika penduduk yang telah lama menanam kopi secara
bebas dipaksa untuk menanam kopi untuk diserahkan kepada
pemerintah kolonial. Begitu juga di Jawa, pelaksanaan sistem
tanam paksa ini dilakukan melalui jaringan birokrasi lokal.
Berkat adanya kecaman dari berbagai pihak, akhirnya
pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap:
1) Tahun 1860 tanam paksa lada dihapus.
2) Tahun 1865 tanam paksa nila dan teh dihapus.
3) Tahun 1870 tanam paksa semua jenis tanaman, dihapus
kecuali kopi di Priangan.
Selain di Pulau Jawa, kebijaksanaan yang hampir sama
juga dilaksanakan di tempat lain seperti Sumatra Barat,
Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan tanaman
utama di dua tempat pertama. Adapun lada merupakan tanaman
utama di dua wilayah yang kedua. Di Minahasa, kebijakan
yang sama kemudian juga berlaku pada tanaman kelapa.

Rabu, 15 April 2009

Pengalihan Kekuasaan VOC kepada Kerajaan Belanda

a. Pembubaran VOC
Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot.
Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri
maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti
keberadaan VOC.
Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan
VOC adalah:
1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan
VOC yang sangat luas.
Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC
adalah:
1) Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke
tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2) Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam
bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan
tenaga.
Keadaan yang kian parah dan mengkhawatirkan menyebabkan
Belanda mengambil sikap, pada tangal 31 Desemnber 1799
VOC dibubarkan dan pemerintah kolonial di Indonesia mulai
dkendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda.
b. Pemerintaham Herman W. Daendels
Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795,
Belanda diubah namanya menjadi republik Bataaf dan diperintah
oleh Louis Napoleon, adik kaisar Napoleon Bonaparte. Di samping
itu, pemerintah Prancis mengkhawatirkan keadaan di Pulau Jawa
sebagai daerah jajahan Belanda akan direbut oleh Inggris yang
saat itu tidak berhasil dikuasai oleh Prancis. Oleh karena itu, pada
tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Herman W.
Daendels ke Pulau Jawa.
Pada tanggal 15 Januari 1808 Daendels menerima kekuasaan
dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas mempertahankan
Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah
menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda.
Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh
Daendels, antara lain:
1) Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari
berbagai suku bangsa di Indonesia.
2) Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
3) Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.
4) Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang
kurang lebih 1.100 km.
5) Membangun benteng-benteng pertahanan.
Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut
Daendels menerapkan sistem kerja paksa (rodi). Selain menerapkan
kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk
mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut
antara lain:
1) Mengadakan penyerahan hasil bumi (contingenten).
2) Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pemerintah
Belanda dengan harga murah (verplichte leverantie).
3) Melaksanakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban yang dibebankan
kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi.
4) Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti
kepada Han Ti Ko seorang pengusaha Cina.
Daendels merupakan penguasa yang disiplin, tegas, dan kejam,
sehingga dikenal sebagai gubernur jenderal yang bertangan besi.
Ia juga dijuluki Tuan Besar Guntur atau Jenderal Mas Galak.
Tindakan Daendels ini di mata orang Belanda sendiri ternyata sangat
dibenci. Daendels juga menjual tanah milik negara kepada
pengusaha swasta asing, berarti ia telah melanggar undang-undang
negara. Hal tersebut mengakibatkan ia dipanggil pulang ke
negerinya dan diganti Jenderal Jassens pada tahun 1811.
Jassens ternyata berbeda dengan Daendels, ia lemah dan
kurang cakap. Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan
ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi ancaman Inggris
sewaktu-waktu. Pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di
Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan
terhadap Inggris, tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris
tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani
Kapitulasi Tuntang 11 September 1811.
Isi Perjanjian Tuntang adalah:
1) Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia
Tenggara harus diserahkan kepada Inggris.
2) Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.
3) Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar
Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
Isi pokok Perjanjian Tuntang tersebut membawa pengaruh
langsung bagi bangsa Indonesia, yaitu wilayah Nusantara
diserahkan kepada EIC (Inggris) yang bermarkas di Calcuta India.
Akibat Kapitulasi Tuntang tersebut Indonesia jatuh ke tangan
Inggris.

Rabu, 08 April 2009

Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia

a. Pelayaran Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595 Belanda berangkat dari Eropa di bawah
pimpinan Cornelis de Houtman dan sampai di Indonesia pada tahun
1956 dengan mendarat di Banten. Sejak pelayaran de Houtman,
maka banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda yang
masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya persaingan antara para
pedagang Belanda. Para pedagang berusaha mendapatkan
rempah-rempah di Indonesia untuk secepatnya memenuhi muatan
kapalnya. Akibatnya harga pembelian rempah-rempah di Indonesia
meningkat. Para petani dan pedagang Indonesia memperoleh
untung, sedang di Eropa harga rempah-rempah makin merosot,
karena makin banyak tersedia di pasaran Eropa. Hal ini
berpengaruh juga terhadap harga rempah-rempah di tanah air di
kemudian hari.
b. Pembentukan VOC
Untuk mengatasi persaingan di antara pedagang Belanda dan
persaingan pedagang Belanda dengan Portugis, maka pedagang
Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi
dagang yang bernama VOC (Vereenidge Oost Indishe Compagnie)
pada tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah badan yang
bersifat partikelir, di mana para pedagang Belanda bergabung di
dalamnya.
Tujuan VOC di Indonesia antara lain:
1) Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.
2) Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3) Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Agar VOC dapat berkembang dengan baik, pemerintah
Belanda memberikan hak Octroi (istimewa), yaitu hak untuk dapat
bertindak sebagai suatu negara.
Hak-hak tersebut antara lain:
1) Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah
timur sampai ujung selatan Amerika.
2) Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan.
3) Hak memiliki mata uang sendiri.
4) Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaankerajaan
lain di daerah kekuasaan monopoli perdagangannya.
Dengan hak-hak istimewa tersebut menyebabkan perkembangan
VOC sangat pesat. Perdagangan-perdagangan Portugis
di Indonesia dapat didesak. Sebagai bukti keberhasilan itu pada
tahun 1605, VOC berhasil menguasai benteng ketahanan Portugis
di Ambon, kemudian namanya diganti menjadi Benteng Victoria.
Dengan adanya peristiwa tersebut, kekuasan Portugis di Maluku
terdesak dan hanya mampu bertahan di Timor-Timur.
c. Persaingan dagang Belanda dengan Inggris
Mengetahui taktik perdagangan Belanda dengan membentuk
persekutuan dagang (VOC), maka Inggris juga mendirikan kongsi
dagang yang dinamakan EIC (East Indian Company) pada tahun
1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia. Inggris
mengetahui bahwa Belanda menduduki Indonesia, maka Inggris
berniat merebut Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut di
bawah pimpinan Lord Minto sebagai gubernur jenderal Inggris di
Calkuta, didirikan ekspedisi Inggris untuk merebut kekuasaan
Belanda di Indonesia.
Pada tahun 1811 Inggris berhasil merebut seluruh kekuasaan
Belanda di tanah Indonesia, sehingga kekuasan Inggris di Indonesia
berada di bawah pimpinan Raffles sampai tahun 1816.
Berdasarkan konvensi London (Convention of London) tahun
1814, Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda karena
dianggap tidak ada untungnya.
Adapun isi pokok dari Konvensi London ialah:
1) Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2) Jajahan-jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana
tetap di tangan Inggris.
3) Cochain (di Pantai Malabar) diambil oleh Inggris dan Bangka
diserahkan pada Belanda sebagai gantinya.

Selasa, 07 April 2009

PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI INDONESIA

1. Kedatangan Bangsa Barat di Berbagai Daerah
Mulai akhir abad XV bangsa Eropa berusaha melakukan
penjelajahan samudra. Faktor-faktor pendorong penjelajahan
samudra antara lain:
a. Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)
Kekayaan yang mereka cari terutama adalah rempah-rempah.
Sekitar abad XV di Eropa, rempah-rempah pada saat itu harganya
sangat mahal. Harga rempah-rempah semahal emas (gold).
Mereka sangat membutuhkan rempah-rempah untuk industri obatobatan.
b. Adanya keingingan menyebarkan agama Nasrani (gospel)
Selain mencari kekayaan dan tanah jajahan, bangsa Eropa
juga membawa misi khusus. Misi khusus tersebut adalah menyebarkan
agama Nasrani kepada penduduk daerah yang dikuasainya.
Tugas mereka ini dianggap sebagai tugas suci yang harus
dilaksanakan ke seluruh dunia yang dipelopori oleh bangsa Portugis.
c. Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)
Di Eropa ada suatu anggapan bahwa apabila suatu negara
mempunyai banyak tanah jajahan, negara tersebut termasuk negara
yang jaya (glory). Dengan adanya anggapan ini, negara-negara
Eropa berlomba-lomba untuk mencari tanah jajahan sebanyakbanyaknya.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan perkembangan paham Renaissance, ilmu pengetahuan
dan teknologi juga berkembang pesat, misalnya seperti berikut
ini.
1) Ditemukannya Teori Heliosentris dari Copernicus yang
mengatakan bahwa pusat peredaran tata surya adalah
matahari. Planet-planet berputar mengelilingi matahari dan bumi
berputar pada porosnya. Bentuk bumi tidak rata tetapi bulat.
Hal ini mendorong orang untuk membuktikannya.
2) Dikembangkannya teknik pembuatan kapal yang dapat
digunakan untuk mengarungi samudra luas.
3) Mulai ditemukannya mesiu untuk persenjataan. Senjata ini dapat
digunakan untuk melindungi pelayaran dari ancaman bajak laut
dan sebagainya.
4) Ditemukannya kompas. Alat ini digunakan sebagai penunjuk
arah, sehingga para penjelajah tidak lagi bergantung pada
kebiasaan alam. Untuk menentukan arah, biasanya mereka
berpedoman pada bintang, sehingga jika angkasa tertutup awan
mereka tidak dapat meneruskan pelayarannya. Dengan
kompas, mereka bebas berlayar ke arah manapun tanpa
gangguan, baik siang maupun malam.
e. Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan bangsa Turki
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki pada tahun
1453 menyebabkan bangsa Eropa mengalami kesulitan mendapatkan
rempah-rempah. Oleh karena itu, mereka berusaha
mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah dengan melakukan
penjelajahan-penjelajahan samudra.

Minggu, 15 Maret 2009

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang
tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab
setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus
melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar
kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun
usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya
bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan
makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan
lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan
berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan
kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor
lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan
nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de
Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia
untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan
adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional
dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi
berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai
tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan
rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya
memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan
hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang
mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuanketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986,
tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian
Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat
Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di
sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan
dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan
peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah
menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut
erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta
terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor
disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah
pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut
dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan
berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat
dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon
atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula
gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi
tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga
mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap
organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa
dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran
menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat
membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka
perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan
agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias
di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi
manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses
fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap
sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping
itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan
udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas
sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran
mesin
Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap
merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri
yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong
asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas
kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer
Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun
kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah
gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan
lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang
dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan
merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu
udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin
menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak
dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali,

menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang
dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian
kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan
bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil
oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan
hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar
ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam
potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan
karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,
pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia
yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi
yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya
hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami
terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat
dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman
bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai
maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan
dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya
dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara
manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah
satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan
dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal
yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Kamis, 12 Maret 2009

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan
hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa
Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak
melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya
lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporakporandakan
bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala
Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan
contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk
muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan
lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut
bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung
berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan,
dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan
karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung
berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng
di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas
gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan
kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih
dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat
gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat
langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami
(gelombang pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang
bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara
yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di
kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa
terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai
di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan
merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan
di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya
gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang
menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar
terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin

topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan
besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah
wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk
kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali
apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan
masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang
diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor
manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan
suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau
sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah
aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari
rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun
tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup
antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Senin, 09 Maret 2009

PENTINGNYA LINGKUNGAN BAGI KEHIDUPAN

Kehidupan merupakan suatu sistem yang melibatkan ketergantungan
di antara unsur-unsur yang membentuk suatu lingkungan
hidup. Kehidupan masyarakat yang tenang, aman, dan sejahtera,
bukan hanya ditentukan oleh unsur manusia sebagai anggota
masyarakat, melainkan juga ditentukan oleh keadaaan unsur hayati
maupun unsur fisik lain yang mendukung kelangsungan hidup.
1. Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan
Nelayan memperoleh sumber penghidupan dari laut, petani
memperoleh sumber penghidupannya dari lahan pertanian, dan
pengusaha memperoleh sumber penghidupannya dari proses
produksi yang mengelola bahan-bahan dari lingkungannya. Apa
yang terjadi jika tempat mereka memperoleh sumber penghidupan
tersebut mengalami kerusakan, sehingga tidak lagi produktif?
Tentunya semuanya akan mengalami kerugian dan kehilangan
sumber kehidupannya.
2. Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas
Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, dan Lain-lain.
Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aktivitas yang
bertujuan memenuhi kebutuhan bagi hidupnya. Berkaitan dengan
hal itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan
antarmanusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi sosial
manusia mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.
3. Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan
Kehidupan
Tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran
kapal tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan
di laut. Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan
Sumatra yang membawa dampak tercemarnya udara oleh asap,
yang berarti ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat di
sekitarnya. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kelangsungan
hidup seluruh organisme di bumi ini sangat tergantung pada kondisi
lingkungannya.
4. Lingkungan sebagai Tempat Tinggal (Habitat)
Kalian tentu bisa membayangkan bagaimana jika suasana
lingkungan di tempat kediamn kalian penuh dengan sampah yang
bau, bising, penuh asap pabrik maupun kendaraan, air yang keruh,
dan listrik yang padam. Tentu sangat tidak nyaman tinggal di
kawasan seperti itu bukan?
Demikian halnya tumbuhan maupun hewan tidak mampu
mempertahankan hidupnya jika keadaan lingkungannya berubah.
Ikan tidak bisa bertahan hidup di darat dan kambing tak dapat
hidup di air. Masing-masing organisme memerlukan lingkungan
tertentu sebagai tempat tinggal.

Senin, 09 Februari 2009

PENGERTIAN LINGKUNGAN

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.
Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas
memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum,
menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan
manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada
di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah,
bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah
serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan
berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut
juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.

Minggu, 08 Februari 2009

LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan
hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk
hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri
dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan
hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam
kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman
atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang
dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan
keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan
masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai
dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri
dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan
lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya
bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan,
apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang
dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan
berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak
hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

Kamis, 05 Februari 2009

Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Mobilitas Penduduk

Berbagai jenis migrasi yang terjadi membawa dampak yang
berbeda-beda bagi masyarakat asal maupun masyarakat tujuan.
a. Migrasi internasional
1) Dampak negatif adanya imigrasi dan cara penanggulangannya
a) Masuknya budaya-budaya asing yang tidak sesuai
Makin banyak orang asing yang masuk ke Indonesia
berarti makin banyak pula budaya yang masuk. Karena
orang-orang asing tersebut juga membawa budaya negara
asalnya yang sudah melekat. Banyak budaya asing yang tidak
sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia. Hal tersebut
lambat laun dapat merusak budaya bangsa Indonesia.
Contohnya adalah sikap konsumtif dan pergaulan bebas. Untuk
mengatasi dampak negatif tersebut, kita harus menjaga budaya
bangsa agar tidak terpengaruh dengan budaya luar. Di samping
itu penduduk juga harus bersikap selektif dan mempertebal
keimanan dan ketakwaan sehingga terhindar dari budayabudaya
yang bertentangan dengan nilai agama dan budaya
bangsa. Pemerintah juga dapat berperan dengan menciptakan
iklim kondusif bagi berkembangnya budaya-budaya daerah dan
nasional, seperti dengan menetapkan undang-undang dan
kebijakan-kebijakan yang mendukung upaya pelestarian nilai
dan budaya bangsa.
b) Masuknya orang-orang asing yang bermasalah
Imigran-imigran yang masuk ke Indonesia tidak semuanya
berniat baik. Ada kalanya beberapa di antara imigran tersebut
mempunyai tujuan yang tidak baik, seperti mengedarkan
narkoba, menjual barang-barang ilegal, melarikan diri dari jeratan
hukum di negaranya (buronan), untuk melakukan kegiatan memata-
matai, dan lain-lain. Hal tersebut sangatlah mengganggu
bagi kestabilan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan ketahanan
nasional yang tinggi dengan melibatkan semua elemen bangsa.
TNI dan Polri perlu meningkatkan kewaspadaan penjagaan
terutama di daerah-daerah perbatasan dan melakukan
pemeriksaan rutin dan disiplin terhadap imigran (WNA).

Pemerintah melalui petugas keimigrasian dan bea cukai
menerapkan aturan yang ketat dan disiplin dalam membuat
ijin, memeriksa, dan menindak imigran beserta barang-barang
yang masuk ke Indonesia.
Masyarakat dapat bertindak proaktif dengan melaporkan
ke pihak yang berwajib jika melihat kejanggalan-kejanggalan
yang berkaitan dengan imigran (WNA).
2) Dampak negatif adanya emigrasi dan cara penanggulangannya
a) Keengganan orang-orang Indonesia di luar negeri
untuk kembali ke Indonesia
Banyak orang Indonesia yang bekerja di luar negeri
enggan untuk kembali ke Indonesia. Mereka beralasan bahwa
upah pekerja di luar negeri lebih tinggi bila dibandingkan dengan
di Indonesia. Selain itu, juga suasana dan kehidupan di luar
negeri dianggap lebih kondusif.
Keengganan para pekerja tersebut terutama tenaga ahli
untuk kembali ke Indonesia dapat mengurangi tenaga ahli di
Indonesia.
Usaha untuk menanggulangi hal tersebut dapat dilakukan
dengan memperkokoh rasa nasionalisme. Juga dapat dilakukan
dengan menciptakan iklim dalam negeri yang kondusif,
terutama dalam dunia industri dan investasi, sehingga memicu
membaik dan meningkatnya kehidupan ekonomi masyarakat.
b) Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain
Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain disebabkan
oleh ulah orang-orang Indonesia di negara lain yang tidak
bertanggung jawab, seperti melakukan tindak kejahatan di
negara lain, buron yang lari ke negara lain, dan lain-lain.
Untuk menanggulangi masalah tersebut dapat dilakukan
oleh pemerintah melalui pihak keimigrasian untuk lebih
memperketat perijinan pengajuan paspor/visa ke negara lain.
Pemerintah juga bisa menjalin kerja sama secara baik dengan
aparat-aparat yang berwenang negara lain ataupun membuat
kebijakan-kebijakan dan perjanjian-perjanjian dengan negara
lain, misalnya perjanjian ekstradisi dan lain-lain.

b. Migrasi nasional
Migrasi nasional antara lain transmigrasi dan urbanisasi.
1) Dampak negatif adanya transmigrasi dan cara
penanggulangannya
a) Memerlukan banyak biaya
Program transmigrasi terutama yang bukan swakarsa
memerlukan banyak biaya. Biaya-biaya tersebut untuk
pemberangkatan sejumlah transmigran dan pembukaan lahan
baru. Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah dapat
memprioritaskan transmigrasi swakarsa, sehingga biaya
ditanggung oleh transmigran sendiri. Adapun pemerintah hanya
sebatas menyediakan lahan baru saja. Namun untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat agar melakukan transmigrasi
swakarsa bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu
pemerintah harus senantiasa memberikan penyuluhanpenyuluhan
pada masyarakat.
b) Sering timbulnya konflik antarmasyarakat
Masyarakat setempat, khususnya masyarakat tujuan
transmigrasi yang berada di pedalaman sangat sulit menerima
pendatang baru, apalagi mereka menganggap bahwa transmigran
mengambil lahan garapan mereka. Hal tersebut sering
memicu kecemburuan antara masyarakat setempat terhadap
para transmigran, bahkan di antara mereka sering terjadi konflik.
Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu dilakukan
penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat setempat di
daerah tujuan transmigrasi. Di samping itu, juga diberikan
bantuan berupa fasilitas-fasilitas yang serupa yang diberikan
pada para transmigran sehingga dapat meminimalisir kecemburuan
sosial. Pemerintah juga bisa mengadakan forum bersama
yang mempertemukan antara masyarakat setempat dan
para transmigran, sehingga lebih mempererat hubungan di
antara mereka.
2) Dampak urbanisasi dan upaya penanggulangannya
Urbanisasi yang terus menerus berlangsung dapat meningkatkan
jumlah penduduk di kota dengan cepat. Di sisi lain jumlah
penduduk di desa makin berkurang. Hal ini menyebabkan
ketimpangan pembangunan dan ketimpangan sosial antara desa
dengan kota.
a) Dampak negatif urbanisasi bagi kota
􀁸 Meningkatnya jumlah pengangguran
Urbanisasi mengakibatkan, persaingan kerja makin tinggi
dan kesempatan kerja makin kecil, sehingga orang sulit mencari
pekerjaan.
􀁸 Meningkatnya angka kriminalitas
Kebutuhan hidup di kota sangatlah kompleks, namun usaha
pemenuhannya kian sulit. Hal itulah yang membutakan mata
sebagian orang, sehingga nekat menghalalkan segala cara demi
memenuhi kebutuhan, seperti merampok, menipu, mencuri,
korupsi, dan lain-lain.
􀁸 Munculnya slum area (daerah kumuh)
Dengan adanya urbanisasi menjadikan lahan pemukiman
makin sempit. Jumlah lahan yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah penduduknya, sehingga sulit untuk mencari lahan
untuk mendirikan rumah. Meskipun ada, lahan tersebut harganya
sangat mahal, karena banyak orang yang menginginkannya.
Mahalnya harga tanah tersebut menjadikan masyarakat
tidak mampu membeli. Akhirnya mereka lebih memilih tinggal
di kolong jembatan, bantaran sungai, membuat rumah kardus,
bahkan ada yang tinggal di daerah pemakaman.
b) Dampak negatif bagi desa
Urbanisasi ternyata membawa pengaruh yang besar bagi
masyarakat di desa. Pembangunan dan dinamisasi desa menjadi
menurun. Hal tersebut disebabkan karena:
􀁸 Tenaga terampil di desa berkurang karena berpindah ke
kota.
􀁸 Penduduk desa yang bersekolah di kota umumnya enggan
kembali ke desa.
􀁸 Tenaga yang tertinggal di desa, umumnya orang-orang tua
yang sudah tidak terampil dan produktif lagi.
Untuk menanggulangi atau bahkan mencegah munculnya
dampak-dampak negatif urbanisasi tersebut, perlu diupayakan
untuk menekan dan memperkecil laju urbanisasi. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan:
􀁸 Pemerataan pembangunan industri sampai ke desa-desa.
􀁸 Pembangunan infrastruktur jalan ke desa-desa, sehingga
memperlancar hubungan desa dengan kota.
􀁸 Mengoptimalkan usaha pertanian, sehingga tingkat pendapatan
masyarakat desa.
􀁸 Pembangunan fasilitas umum di desa, seperti listrik, puskesmas,
sekolah, pasar, dan lain-lain.

Selasa, 03 Februari 2009

Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Kuantitas dan Kualitas Penduduk

2) Memberikan program penyuluhan dan pembekalan
keterampilan
Pemerintah hendaknya intensif terjun ke masyarakat
untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan bagi
penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna
menunjang pendapatannya. Pemerintah mencarikan bapak
asuh terutama para pengusaha-pengusaha untuk menggandeng
masyarakat dalam mengembangkan usaha.
3) Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi
penduduk
Pasar merupakan fasilitas penting dalam menunjang
pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat memasarkan hasil
produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi
masyarakat untuk lebih produktif lagi. Karena masyarakat tidak
perlu kawatir lagi akan mengalami kesulitan memasarkan hasil
produksinya.
b. Kesehatan
Kualitas penduduk yang diuraikan sebelumnya yang
berpengaruh terhadap kemiskinan, ternyata juga berpengaruh pada
kesehatan penduduk. Kemiskinan akan berdampak pada kesehatan.
Penduduk miskin cenderung memiliki pola hidup kurang bersih dan
tidak sehat. Kondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan
penduduk miskin bekerja keras melebihi standar kerja penduduk
yang lebih mampu, sehingga mengesampingkan aspek kesehatannya.
Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara
layak berdampak pada kesehatan mereka. Ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pangan secara sehat dan bergizi berdampak
pada rendahnya gizi. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
perumahan mengharuskan mereka tinggal di kolong jembatan,
bantaran sungai, atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan
sanitasi air bersih juga tidak terpenuhi. Ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pakaian secara layak berdampak pada
kesehatan kulit dan organ-organ tubuh lainnya.
Dampak dari tingkat kesehatan penduduk yang rendah
tersebut adalah tingginya angka kematian (terutama bayi dan ibu).
Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dapat
dilakukan dengan:
1) Peningkatan gizi masyarakat
Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan
tambahan yang bergizi terutama bagi anak-anak. Program ini
dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan posyandu dan
kegiatan PKK.
2) Pelaksanaan imunisasi
Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari
pengobatan, program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak
dari penyakit umum. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui
PIN (Pekan Imunisasi Nasional).
3) Penambahan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan harus mampu menampung dan
menjangkau masyarakat di daerah-daerah tertinggal. Penambahan
fasilitas kesehatan ini meliputi rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, polindes (pondok bersalin desa),
posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti
imunisasi, KB, pengobatan, dan lain-lain. Dengan demikian
dapat mengurangi tingginya angka kematian bayi, dan
meningkatkan angka harapan hidup masyarakat.
4) Penyediaan pelayanan kesehatan gratis
Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk
miskin dalam bentuk Askeskin (asuransi kesehatan masyarakat
miskin) dan kartu sehat yang dapat digunakan untuk
memperoleh layanan kesehatan secara murah, atau bahkan
gratis di rumah sakit pemerintah atau puskesmas.
5) Pengadaan obat generik
Pemerintah harus mengembangkan pengadaan obat
murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah.
Penyediaan obat murah ini dapat berupa obat generik.
6) Penambahan jumlah tenaga medis
Agar pelayanan kesehatan dapat mencakup seluruh
lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah Indonesia
diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter,
bidan, perawat. Tenaga medis tersebut juga harus memiliki
dedikasi tinggi untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil
serta berdedikasi tinggi melayani masyarakat miskin.
7) Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan
dan pola hidup sehat
Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembagalembaga
lain di luar lembaga kesehatan, seperti sekolah,
organisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat. Jika
kesadaran akan arti pentingnya pola hidup sehat sudah tertanam
dengan baik, maka masyarakat akan dengan sendirinya
terhindar dari berbagai penyakit.
c. Pengangguran
Rendahnya tingkat kesehatan penduduk dan tingginya angka
kekurangan gizi masyarakat, secara umum dapat berdampak pada
rendahnya daya pikir dan kemampuan kerja penduduk. Oleh sebab
itulah pada sebagian besar negara-negara berkembang dan negaranegara
miskin, kualitas SDM-nya masih rendah, baik dalam pengetahuan
maupun keterampilan. Hal itulah yang menjadi salah satu
penyebab tingginya angka pengangguran. Karena pada umumnya
penduduk-penduduk tersebut sulit tertampung di dunia kerja.
Di samping itu, penyebab tingginya angka pengangguran
adalah rendahnya kualitas pendidikan penduduk dan tingginya
kuantitas penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi
dengan pertumbuhan lapangan kerja, menyebabkan tingkat
persaingan tinggi dan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun.
Untuk menanggulangi masalah pengangguran diperlukan dua
usaha penanggulangan, yakni usaha perbaikan kualitas SDM dan
penciptaan lapangan kerja. Adapun usaha-usaha tersebut, antara
lain:
1) Peningkatan keterampilan kerja masyarakat
Program ini dapat dilakukan melalui pendidikan keterampilan
singkat maupun berjangka di Balai Latihan Kerja
(BLK).
2) Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Profesional
(TKMMP)
Program ini bertujuan mencari anak-anak muda
berpotensi di masing-masing daerah untuk kemudian dibimbing,
dibina, dan dibentuk menjadi seorang yang mandiri dan
profesional. Dari program ini diharapkan akan muncul tenagatenaga
kerja muda yang mampu membuka usaha-usaha sendiri
sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
3) Pelaksanaan padat karya
Padat karya adalah usaha yang lebih mengedepankan
penggunaan dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak
dibandingkan dengan modalnya.
4) Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif
Hal ini terkait dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan
politik. Jika stabilitas di masing-masing aspek tersebut kondusif,
maka akan banyak orang termotivasi untuk membuka usaha.
Bahkan akan memancing investor asing untuk berinvestasi dan
membuka usaha di Indonesia. Dengan demikian akan dapat
menambah lapangan pekerjaan baru.

Jumat, 02 Januari 2009

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN CARA PENANGGULANGANNYA

1. Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan
Kuantitas dan Kualitas Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang pesat dan tidak merata serta
tanpa diimbangi dengan pencapaian kualitas SDM yang tinggi
mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan
kependudukan.
a. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan materiil dasar berdasarkan standar tertentu.
Adapun standar ini lebih dikenal dengan garis kemiskinan, yaitu
tingkat pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi sandang,
pangan, papan secara layak.
Untuk menanggulangi kemiskinan tersebut, pemerintah Indonesia
mencanangkan Inpres Desa Tertinggal. Program ini
dilakukan dengan melalui dua tahap. Pertama pemerintah
menentukan desa-desa yang memiliki pemusatan penduduk miskin
yang tinggi, yang disebut desa tertinggal. Jumlah desa tertinggal
mencapai sepertiga dari jumlah seluruh desa di Indonesia. Kedua,
pemerintah menghimpun penduduk-penduduk di desa tertinggal ke
dalam suatu wadah di bawah naungan lembaga kesejahteraan desa,
misalnya KUD, kelompok tani, dan sebagainya. Kemudian pemerintah
memberikan anggaran bagi tiap desa tertinggal yang dapat
dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok di sana untuk memulai usaha
yang dapat berjalan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tepat.
Upaya yang berbeda juga dapat diterapkan untuk menanggulangi
kemiskinan, di antaranya:
1) Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki
penduduk miskin
Misalnya dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan
pertanian yang sempit dengan intensifikasi pertanian, memberikan
bekal keterampilan untuk mengolah barang-barang
bekas di sekitarnya, misalnya kaleng bekas, besi bekas, plastik
bekas, membimbing penduduk untuk jeli memerhatikan dan
memanfaatkan peluang usaha di sekitarnya, seperti penduduk
yang tinggal di daerah rawa memanfaatkan enceng gondok
untuk bahan kerajinan, penduduk di daerah gunung memanfaatkan
bunga pinus sebagai kerajinan, dan lain-lain.
2) Memberikan program penyuluhan dan pembekalan
keterampilan
Pemerintah hendaknya intensif terjun ke masyarakat
untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan bagi
penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna
menunjang pendapatannya. Pemerintah mencarikan bapak
asuh terutama para pengusaha-pengusaha untuk menggandeng
masyarakat dalam mengembangkan usaha.
3) Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi
penduduk
Pasar merupakan fasilitas penting dalam menunjang
pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat memasarkan hasil
produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi
masyarakat untuk lebih produktif lagi. Karena masyarakat tidak
perlu kawatir lagi akan mengalami kesulitan memasarkan hasil
produksinya.
b. Kesehatan
Kualitas penduduk yang diuraikan sebelumnya yang
berpengaruh terhadap kemiskinan, ternyata juga berpengaruh pada
kesehatan penduduk. Kemiskinan akan berdampak pada kesehatan.
Penduduk miskin cenderung memiliki pola hidup kurang bersih dan
tidak sehat. Kondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan
penduduk miskin bekerja keras melebihi standar kerja penduduk
yang lebih mampu, sehingga mengesampingkan aspek kesehatannya.
Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara
layak berdampak pada kesehatan mereka. Ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pangan secara sehat dan bergizi berdampak
pada rendahnya gizi. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
perumahan mengharuskan mereka tinggal di kolong jembatan,
bantaran sungai, atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan
sanitasi air bersih juga tidak terpenuhi. Ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pakaian secara layak berdampak pada
kesehatan kulit dan organ-organ tubuh lainnya.
Dampak dari tingkat kesehatan penduduk yang rendah
tersebut adalah tingginya angka kematian (terutama bayi dan ibu).
Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dapat
dilakukan dengan:
1) Peningkatan gizi masyarakat
Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan
tambahan yang bergizi terutama bagi anak-anak. Program ini